Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Berita

Alasan Kiai Wahab Mendirikan Nahdlatul Ulama

Alasan Kiai Wahab Mendirikan Nahdlatul Ulama
Alasan Kiai Wahab Mendirikan Nahdlatul Ulama

Dr. Miftakhul Arif, M.H.I mengisahkan alasan mengapa KH Abdul Wahab Hasbullah mendirikan Nahdlatul Ulama. Kisah ini ia bagikan ketika menjadi moderator dalam Seminar Internasional Kepeloporan KH Abdul Wahab Hasbullah Dalam Komite Hijaz di pendopo kabupaten Jombang, Ahad (05/02/23).

Dr. Arif menjelaskan bahwa Kiai Wahab adalah salah satu ulama nasionalis yang menjadi tokoh kunci di balik berdirinya NU.

“Sosok Kiai Wahab Hasbullah ini merupakan sosok kunci di balik berdirinya Nahdlatul Ulama.” ucap Dr. Arif.

Dalam seminar tersebut Dr. Arif menceritakan kisah antara KH Abdul Wahab Hasbullah dan Kiai Abdul Halim yang terdapat dalam buku yang ditulis Kiai Abdul Halim sendiri. Dalam buku tersebut diterangkan bahwa salah satu tujuan berdirinya NU adalah untuk mencapai kemerdekaan Indonesia.

Menariknya buku ini langsung ditashhih-kan oleh KH Abdul Halim kepada Kiai Wahab. Jadi buku ini menjadi sumber otoritatif untuk mengkaji siapa KH Abdul Wahab Hasbullah.

Dr. Arif kemudian menceritakan dialog antara Kiai Wahab dan Kiai Halim menjelang berdirinya Nahdlatul Ulama. Saat itu Kiai Abdul Halim duduk-duduk di kertopaten Surabaya sambil berdiskusi dengan Kiai Wahab.

“Kiai, apa tujuan kita mendirikan perkumpulan ulama ini juga mengandung tujuan untuk kemerdekaan?” tanya Kiai Halim

“Tentu, itu yang nomor satu. Kita tidak akan leluasa sebelum kita merdeka,” jawab Kiai Wahab.

“Apakah mungkin kiai?” balas Kiai Halim dengan agak pesimis mengingat waktu itu kondisi umat islam, khususnya orang-orang pesantren masih belum bersatu.

Kiai Wahab lalu mengambil satu batang korek api dan dinyalakan.

“Satu batang korek api ini mampu meluluh lantahkan gedung. Kita jangan berputus asa. Insyaallah dengan izin allah ta’alah kita raih merdeka,” jawab Kiai Wahab.

KH Abdul Wahab Hasbullah merupakan sosok yang sangat visioner, bercita-cita tinggi dan inovatif. Visi Kiai Wahab sendiri dalam mendirikan NU tidaklah terbatas dalam hal-hal kecil, tidak terbatas hal yang bersifat lokal atau nasional. Kiai Wahab bahkan telah memikirkan visi NU untuk bisa berperan dan berkiprah di kanca Internasional atau global.

“Kiai Wahab mendirikan NU bukan hanya untuk visi loka, bukan hanya untuk visi nasional, tetapi juga untuk visi global.” taKiai Dr. Arif.

Salah satu bukti betapa tingginya visi dari Kiai Wahab adalah keinginanan dari Kiai Wahab untuk mengadakan muktamar tingkat Internasional. Padahal saat itu masih tahun 1930M atau 1350H, dimana indonesia masih belum merdeka.

Meskipun wacana tidak berhasil terwujud saat itu, akan tetapi hal ini menunjukkan bahwa betapa maju dan tinggi visi, cita-cita dan pemikiran dari Kiai Wahab terhadap NU.

“Tahun 1350 H atau sekitar 1930 an, Kiai Wahab pernah mewacanakan tentang pentingnya mengadakan muktamar internasional.” jelas Dr. Arif.

Tidak hanya visi dan pemikiran dari Kiai Wahab saja yang menarik, dasar pengambilan keputusan dari Kiai Wahab juga termasuk unik. Bahka dasar keinginan Kiai Wahab untuk mengadakan muktamar internasional pada tahun 1350H bertepatan 1930M adalah perhitungan Kiai Wahab menurut abajadun pada ayat,

وَمَآ اَرْسَلْنٰكَ اِلَّا رَحْمَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ

“Kami tidak mengutus engkau (Nabi Muhammad SAW), kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (Q.S Al-Anbiya:107)

Hasil dari perhitungan ayat tersebut menunjukkan nilai 1350 dan dikaitkan pada tahun 1350H bertepatan pada 1930M. Sebagai harapan agar NU bisa menjadi rohmatallil’alamin, maka Kiai Wahab mencanangkan program Muktamar Internasional untuk mencapai tujuan tersebut.

“Kalau dihitung menurut rumus abajadun itu ketemunya 1350 H, beliau kemudian ingin menghadirkan NU supaya menjadi salah satu pelopor peradaban dunia, pelopor rohmatallil’alaim.” tutup Dr. Arif.

 

Penulis : Abdullah Machbub Al-Kahfi

Editor : Muhammmad Ichlasul Amal