Eksistensi Tuhan
Eksistensi atau keberadaan atau kewujudan tuhan merupakan hal paling mendasar dalam ajaran suatu agama, begitu juga dalam agama islam. pertanyaan-pertanyaan kaum penganut ateisme atau paham yang percaya ketiadaan tuhan yang saat ini gencar di gaungkan dalam berbagai medsos makin hari semakin berbahaya.
Masalahnya, kaum ini gencar mempertanyakan berbagai hal terkait eksistensi tuhan dalam medsos yang notabenya merupakan media yang digunakan oleh kalangan umum. Hal ini menyebabkan orang awam yang belum dalam mempelajari tauhid akan dibawa berpikir dan mempertanyakan adanya tuhan dan dimintai bukti fisik adanya tuhan. Hal ini tentu tak mungkin karena tuhan tak dapat dilihat di dunia secara langsung.
Akan tetapi, terkait eksistensi dan keberadaan tuhan ini, para ulama’ tauhid telah menyusun dalil-dalil yang mendukungnya. Tidak hanya dalil dari al-Qur’an, tapi juga dalil secara akal logika dan analogi juga. Penjelasannya sebagai berikut:
Dalil Naqli:
Dalam al-Qur’an surat Thaha ayat 14, Allah SWT berfirman:
اِنَّنِيْٓ اَنَا اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنَا۠ فَاعْبُدْنِيْ
“Sesungguhnya Aku adalah Allah, tiada tuhan selain Aku. Maka, sembahlah Aku.”
Dalam ayat ini Allah dengan jelas menunjukkan eksistensinya sebagai satu-satunya tuhan dan menolak adanya perkara-perkara lain yang dianggap tuhan. Tidak hanya itu, Allah SWT juga mengkhususkan segala praktik ibadah hanya dikhususkan kepada-Nya karena tidak ada tuhan lain selain Allah.
Dalil Akal
Secara umum, alam semesta ini adalah bukti dari eksistensi penciptanya, yakni Allah itu sendiri. Untuk lebih jelasnya, segala sesuatu yang tercipta, pasti butuh pencipta. Sama halnya adanya coretan, pasti ada sebab pencoretnya. Dan status dari pencipta atau sebab harus ada lebih dalu dari yang diciptakan atau akibat dari suatu sebab itu.
Dengan demikian, adanya alam semesta ini menunjukkan bahwa pernciptanya telah ada dan eksis lebih dulu, dengan kata lain Allah telah eksis atau ada bahkan sejak sebelum segala-galanya ini ada dan Allah-lah yang menciptakan segala hal yang ada.
Kisah Imam Hanafi dan seorang ateis
Suatu ketika, di kota iraq terdapat seorang ateis yang tidak percaya akan adanya tuhan, ia menantang siapapun yang berani berdebat dengannya dengan disaksikan didepan umum. Mendengar hal itu imam Abu Hanifah pun mau meladeninya. Tempat dan waktu pun disepakati dan diumumkan.
Akan tetapi, saat waktu debat, Imam Abu Hanifah belum terlihat. Waktu pun berjalan hingga akhirnya Imam Abu Hanifah terlihat dan masuk kedalam majlis diskusi tersebut. Pertanyaan pertama yang di ajukan oleh orang atheis tersebut adalah mengenai sebab keterlambatan imam Abu Hanifah. Sang imam pun mengatakan,
“Bagaimana pendapatmu Jika seandainya aku berkata bahwa aku tadi tidak menemukan perahu untuk menyebrang ke sini, lalu tiba-tiba ada batang pohon besar tumbang dan tiba-tiba pohon itu terpotong-potong menjadi perahu dengan sendirinya. Lalu setelah jadi perahu, akupun menaikinya hingga bisa sampai ke sini.” Ucap imam Hanafi dalam bentuk pengandaian bukan kebohongan.
Orang atheis pun mengingkarinya dan mengatakan bahwa tidak mungkin suatu pohon bisa terpotong-potong sendiri dan menjadi sebuah kapal dengan sendirinya, harus ada tukang kayu atau tukang perahu yang membuatnya.
Mendengar tanggapan itu, imam Hanafi pun menjelaskan, begitu juga alam semesta ini, tidak mungkin ada dengan sendirinya. Pasti ada yang membuatnya dan Dia disebut tuhan, yakni Allah SWT.
Oleh: Abdullah Machbub al-Kahfi