Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Sejarah

Kisah Kiai Nashir dan Sebuah Kunci

Kisah Kiai Nashir dan Sebuah Kunci
Kisah Kiai Nashir dan Sebuah Kunci

Diawal kepengasuhannya sekitar tahun 2006-2007 santri pondok pesantren Bahrul Ulum Induk mengalami kemerosotan setelah wafatnya Kiai Sholeh. Maka hal yang pertama kali dilakukan adalah pembenahan administrasi pondok pesantren, setelah dirasa cukup baik Kiai Nashir membenahi sistem pondok dan pengajian para santri yang ada di pondok pesantren.

Mengaji sendiri adalah salah satu keistimewaan Kiai Nashir yang selalu beliau istiqomahkan. Sering beliau ngendikan (berkata)  meskipun hanya ada seorang santri yang mengaji, akan beliau layani sebaik mungkin. Bahkan menurut penuturan santri senior, Kiai Nashir memiliki rutinan mengaji di beberapa masjid di Jombang yang sering kali hanya diikuti oleh beberapa orang saja. Ketika mengaji Kiai Nashir sering kali berpesan “paham ora paham seng penting ngaji, mengko bakal paham paham dewe (nanti akan diberikan kefahaman)”.

Sosok Kiai Nashir adalah pribadi yang sangat gemati (penuh kasih sayang) dan sangat open (Jawa : memiliki kepedulian) kepada para santri. Bahkan diawal kepengasuhan pondok, Kiai Nashir meminta kepada pengurus agar kunci gerbang pondok sebelah selatan depan kediaman beliau bukan hanya dipegang pengurus, namun turut beliau pegang. Tak banyak yang tahu bahwa hal ini dimaksudkan agar beliau senantiasa dapat mengawasi dan mengontrol secara lansung perkembangan para santri.

Menurut kisah yang dituturkan oleh salah satu santri senior, Kiai Nashir memiliki kebiasan mengecek para santri dengan mengunjungi satu persatu kamar yang ada di pondok pesantren. Kebiasaan ini sering kali dilakukan dini hari sehingga tak banyak santri yang mengetahuinya. Karenanya Kiai Nashir paham betul kondisi yang ada di pondok pesantren dan para santri yang ada didalamnya.

Ada kisah unik mengenai kunci gerbang ini. Pernah suatu ketika beberapa santri bermain sepak bola hingga larut malam di lapangan pondok, meskipun sudah dinasehati, beberapa santri tersebut tetap mengeyel dan melanjutkan bermain sepak bola. Suara tendangan, gocekan, operan dan riuh sorakpun terdengar hingga kediaman Kyai Nashir. Tapi siapa sangka, tiba-tiba muncul sesosok yang membuka pintu gerbang tersebut dan perlahan melangkah menghampiri para santri yang sedang saki bermain sepakbola tanpa ada yang tahu.

Awalnya tiada yang memperhatikan namun semakin dekatnya sosok tersebut membuat jelas bahwa sosok tersebut adalah Kiai Nashir (pengasuh pondokK), tak ayal seketika langsung menghujam jantung para santri, bagaikan dihantam bomolotov, semburatl, sempoyongan, dan campur aduk perasaan para santri kala itu, sebab ternyata sosok tersebut ialah Kyai Nashir (Pengasuh Pondok). Tak ayal seluruh riuh sorak yang tadinya ramai mendadak menjadi rasa kaget yang membuat para santri tadi berhamburan kembali ke kamarnya musabbab tak banyak yang tau bahwa Kiai Nashir membawa kunci gerbang tersebut.

 

Sumber : Santri senior Pondok Pesantren Bahrul Ulum

Pewarta : Muhammad Ichlasul Amal dan Mohammad Nashihul Khair