Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Tokoh

Sorban Diponegoro

Ilustrasi Sosok Kiai Wahab
Ilustrasi Sosok Kiai Wahab

BAHRULULUM.ID- Kiai Wahab Chasbullah hampir tidak pernah lepas dari kata sorban, baik dipesantren maupun saat menghadiri rapat-rapat rutin, diperjalanan, dalam sidang parlemen, acara istana, bahkan pertempuran melawan penjajah sorban selalu melekat di kepala beliau. Sorban itu sudah menjadi salah satu aksesoris dalam penampilan khas beliau.

 

Suatu Ketika, kiai Wahab mendapat undangan mengikuti sidang parlemen. Ketika nama beliau dipanggil untuk naik mimbar, beliau tidak langsung menuju mimbar. Hal yang beliau lakukan ialah merapikan dan membenarkan sorbanya. Sesaat kemudian, di antara anggota sidang ada yang bicara usil,

 

‘’tanpa sorban kenapa sih ?’’ itu jelas ditunjukkan kepada kiai Wahab.

 

Mendengar ada yang bicara itu, kiai Wahab dengan spontan menjawab ‘’Sorban Diponegoro.’’, tegas dan keras terdengar dalam Gedung parlemen sambil berjalan menuju mimbar.

 

Setelah berdiri di atas mimbar, beliau mengangkat tangan dan menunjukkan jari telunjuknya ke arah sorban putih yang berada di kepalanya. Tangan beliau bergerak seiring suara  semangat beliau mengatakan,

 

‘’Pangeran Diponegoro, Kiai Mojo,Imam Bonjol Teuku Umar, semua memakai sorban. Ini sorban Diponegoro.’’ Tegas Mbah Wahab

 

Para peserta sidang terdiam Ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Kiai Wahab. Namun ada yang tersenyum karena paham apa yang dimaksud oleh kiai Wahab, yaitu model sorbannya itu seperti  model sorban Pangeran Diponegoro, bukan sorbannya Pangeran Diponegoro.

 

Begitulah sosok Kiai Wahab yang sangat percaya diri dan sangat ahli dalam berbicara sekaligus mampu membaca situasi sidang kala itu. rupanya beliau menggunakan ilmunnya nabi Ibrahim saat nabi Ibrahim ditangkap dan disidang oleh pasukan Namrud setelah menghancurkan berhala sembahanya itu.

 

Ditulis ulang dari buku TAMBAKBERAS oleh Gus Heru

Ditulis ulang oleh Achmad Azzam Muzaki.