Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Dunia Islam

Keistimewaan Bulan Rajab

Ilustrasi
Ilustrasi

BAHRULULUM.ID- Bulan Rajab merupakan bulan yang spesial dalam Islam. Buat yang belum tahu, Rajab adalah salah satu dari empat bulan harom yang dimuliakan oleh Allah SWT, harom yang dimaksud bukanlah sebuah laranagan ya, tapi maksudnya adalah bulan yang memiliki keistimewaan.

Beberapa hal yang harus diketahui pada bulan rajab ini!

1. Pahala akan dilipat gandakan

Perbuatan baik dibulan rajab pahalanya akan lebih besar dari pada saat bulan biasa lainya, jadi lakukan amal baik sebanyak-banyaknya ya.

2. Puasa sunnah? Rekomended banget!

Puasa di bulan Rajab itu sunnah, nggak diwajibkan. Jadi sebaiknya kita sama sama memperbanyak puasa sunnah di bulan ini, seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul bidh (puasa yang dilakukan setiap bulan pada tanggal 13,14,dan 15) dan lain-lain.

3. Waktu mustajab untuk berdo’a

Bulan Rajab dikenal sebagai waktu yang mustajab terkabulnya do’a. Maka dari itu pada bula ini, sudah barang tentu kita memperbanyak dalam berdo’a kepada Allah SWT.

Di saat Bulan Rajab ini kita bisa lakukan hal baik yang akan bernilai, tidak perlu berlebihan, lakukan dari hal-hal kecil dulu aja, seperti membantu orang atau sedekah, dan jangan lupa keistiqomahan kita, ibadah kita, dzikir kita, dan kesunnahan lainya, lakukan semampunya saja yang penting konsisten.

Yah begitulah teman-teman

Kita harus ingat Bulan Rajab ini merupakan momen berharga dan juga waktu untuk pemanasan persiapan Bulan Ramadhan. Gunakan kesempatan ini sebaik mungkin ya, perdekat diri kita pada Allah SWT, nggak usah berat-berat, jadi kumpulkan niat dan usaha, ayo kita lakukan sekarang!

 

Ditulis oleh: Muhammad Zafri Nabilur Ra’yi dan Ahmad Wijaya Zein