Khataman Shohih Al-Bukhori Ke 29, KH Taufiqurrohman Jelaskan Keutamaan Kitab Shohih Al-Bukhori
JOMBANG-Ponpes Bahrul Ulum, Tambakberas Jombang menggelar acara khataman Kitab Sahih Al-Bukhori ke-29 yang bertempat di Masjid Jami’ Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang.
Acara Khataman Kitab Shahih al-Bukhari kali ini dihadiri oleh para warga, kiai-kiai, santri, dan lain-lain, salah satunya yang hadir pada acara tersebut adalah KH Taufiqurrohman Muchit. Kiai Taufiq, panggilan akrabnya, menjelaskan tentang keutamaan membaca Kitab Shahih Al-Bukhari. Kiai Taufiq mengutip Dawuh Syekh Abdul Ad-Dahlawi di dalam kitabnya yang berjudul As’adul Lum’at.
“Banyak orang yang membaca Kitab Shahih al-Bukhari dari para ulama-ulama’ dan syekh-syekh yang terpercaya untuk mendapat sesuatu yang diharapkan, untuk menggapai himmah-himmah (cita-cita luhurnya), dan memperoleh hajat-hajatnya.” ucap Kiai Taufiq
Acara pada hari senin (19/06/2023) tersebut dibuka dengan pembacaan al-fatihah, lalu dilanjutkan sambutan oleh pengasuh Ponpes Bahrul Ulum (Induk) KH. Fathulloh Malik, kiai fath berharap bahwa dengan diadakaanya acara Khataman Kitab Shahih Al-Bukhari dapat bermanfaat bagi para peserta khataman.
Dalam acara ini, para kiai banyak yang memberi pengingat dan wejangan kepada para peserta acara. Meliputi keutamaan kitab Shohih al-Bukhori, keutamaan 10 hari awal bulan Dzulhijjah dan wejanga-wejangan lainnya. Kiai Fathullah Malik yang menjadi salah satu undangan dalam acara tersebut turut memberi wejangan mengenai niat utama dalam melaksanakan acara ini tiada lain adalah mengharap ridlo allah SWT.
“Maka pengajian pada malam hari ini membawa manfaat Kepada saya dan kalian semua, dan menjadikan ridhonya Allah kepada saya dan kalian samua, menjadi hambanya allah, umatnya nabi yang selamat dunia dan akhirat” ucap kiai Fath dalam sambutannya.
acara tersebut juga dihadiri KH. Ahmad Hasan, Kiai Hasan menyampaikan bahwa pembacaan kitab Sahih al-Bukhori ini juga sekaligus hendaklah diniatkan untuk menghidupkan 10 malam dari bulan Dzulhijjah.
“Malam ini kita bersama-sama khataman kitab Shahih al-Bukhari, sekaligus diniati menghidupkan 10 malam awal dari bulan Dzulhijjah” jelas Kiai Hasan.
Kiai Hasan menambahkan bahwa didalam kitab Irsyadul Ibad diterangkan bahwa tidak ada hari yang paling disenangi oleh Allah untuk ibadah melebihi 10 hari pertama bulan Dzulhijjah
“sebab ada di kitab ‘Irsyadul Ibad, didawuhkan tidak ada hari yang paling disenangi oleh Allah untuk ibadah melebihi 10 hari bulan Dzulhijjah” ucap kiai hasan
Acara ditutup dengan yang diawali oleh Kiai Taufiqurrohman Muchit, lalu dilanjutkan KH. Ahmad Hasan, dan diakhiri oleh KH. Fathulloh malik.
Pewarta: Ahmad Zamzami