Abuya Kafabihi Mahrus: "Pondok Itu Mencetak Ulama, Pondok Juga Melahirkan Taqwa dan Akhlaqul Karimah"
BAHRULULUM.ID- Dalam kunjungannya ke Tambakberas, Jombang, salah satu pengasuh dari Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri, menyempatkan waktunya untuk memimpin shalat jama’ah maghrib dan memberikan beberapa mauidloh hasanah untuk santri Bahrul Ulum Induk dan sekitarnya. Wejangan dari Abuya KH Abdullah Kafabihi Mahrus ‘Ali ini disampaikannya di Masjid Jami’ Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang pada Ahad, (21/07/24) setelah jama’ah maghrib.
Dalam wejangan-nya, Abuya Kafa menjelaskan, jika seseorang dikehendaki oleh Allah mejadi suatu golongan tertentu, maka salah satu tandanya adalah orang itu akan Allah mudahkan untuk mencapai tujan tersebut.
Seperti halnya seorang yang Allah kehendaki menjadi ahli surga, maka Allah akan mudahkan baginya untuk beramal shaleh, dan orang yang allah kehendaki sebagai ahli neraka, maka Allah mudahkan baginya perbuatan maksiat. Begitujuga orang yang allah kehendaki menjadi ulama’ akan dimudahkan baginya jalam dalam keilmuan.
“Orang yang dikehendaki Allah menjadi ahlul jannah maka dimudahkan Allah untuk beramal Ahlul Jannah, orang yang dikehendaki Allah menjadi Ahlun Nar maka dimudahkan Allah untuk beramal ahlun nar dan orang yang dikehendaki Allah menjadi ulama’ maka dibuat allah rajin dan giat belajar” tutur Pengasuh Pondok Lirboyo itu.
Buya Kafa mengutip hadits yaang sangat masyhur sebagai dalil dari penjelasan ini.
مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّيْنِ
“Barang siapa yang Allah kehendaki menjadi orang baik, maka Allah fahamkan dia ilmu agama.”
Salah satu media untuk bisa mempelajari ilmu agama secara mendalam adalah dengan melalui pondok pesantren. Dengan sejarah panjang dan sistem yang diterapkan dipondok pesantren ini, terutama yang menganut sistem salaf, pondok pesantren telah banyak mencetak ulama’ dan alumni yang bertaqwa serta berakhlaqul karimah.
“Pondok itu mencetak ulama’, pondok juga melahirkan taqwa dan akhlaqul karimah.” Ucapnya lagi. Putra KH Mahrus ‘Ali itu mengutip beberapa keterangan dari ulama’ terkait penjelasan tersebut.
الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ (اي حُصُوْلُ الْعِلْمُ بِالتَّعَلُّمِ) وَبَرَكَتُهُ بِالْخِدْمَةِ
“Ilmu itu diperoleh dengan belajar dan keberkahan ilmu dengan berkhidmah.”
Khidmah itu tidak melulu harus menjadi abdi ndalem, bahkan hanya dengan menata sandal guru, menaati aturan yang ada di pondok ataupun merawat dan membersihkan lingkungan dan properti pondok pesantren juga termasuk bagian dari khidmah yang dapat menambah keberkahan dalam ilmu yang dipelajarinya.
Buya Kafabihi juga mengutip dawuh dari ucapan atau kalam sufi.
رِضَا اللهِ فِى رِضَا الشَّيْخِ
“Ridlo Allah berada dalam ridlo guru.”
Buya Kafa menceritakan tentang beratnya kondisi Nabi Muhammad ketika menerima wahyu, dimana wahyu ini diibaratkan sebai ilmu dan Nabi Muhammad Saw. adalah penerimanya. Sehingga dapat diambil pemahaman bahwa bagi pelajar juga tak bisa lepas dari berbagai kesusahan dalam perjalanannya dalam mencari dan mendapat ilmu ini.
”Nabi (Muhammad SAW.) menerima wahyu dalam kondisi masyaqqoh, begitu juga kita dalam mencari ilmu harus mau susah.”
Terakhir, Abuya kafa memberi nasehat untuk para santri agar tidak mengkhawariekan apapun soal masa depan karena dan fokus dalam belajar selama di pondok. Abuya menekankan sifat tawakal kepada santri yakni percata dan pasrah pada takdir dari Allah.
“Jadi apa atau jadi apa jangan dipikirkan. Yang penting belajar, ibadah dan madep (menghadap) Allah. Sisanya serahkan kepada Allah. Tutup buya kafa sekaligus menutup wejangan darinya.
Oleh: Abdullah Machbub al-Kahfi