Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Tanya Jawab

Kenapa Kita Harus Bermadzhab?

Kenapa Kita Harus Bermadzhab?
Kenapa Kita Harus Bermadzhab?

Oleh: Muhammad Ichlasul Amal

Kenapa kita mengikuti madzhab Imam abu al-Hasan al-Asy’ari dan imam Abu Manshur al-Maturidi dalam bidang Aqidah (teologi)?. Sedang dalam fiqih mereka mengikuti salah satu dari 4 Madzhab yaitu madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi’I, dan madzhab Hanbali. Kenapa kita tidak lansung saja mengikuti Rasulullah Saw.

Perlu kita pahami bahwa ketika kita mengikuti salah satu imam madzhab, Baik dalam bidang aqidah maupun fiqih, bukan berarti kita meninggalkan Rasulullah Muhammad Saw.

Alasan pertama, ketika kita mengikuti imam tertentu dalam bermadzhab. Seperti halnya ketika kita mengikuti Imam al-Asy’ari atau imam al-Maturidi dalam bidang Aqidah, artinya sama halnya dengan kita mengikuti Rasulullah Saw melalui jalur sanad keilmuan Imam al-Asy’ari atau imam al-Maturidi, dan hal ini lebih selamat. Justru kita mengikuti nabi dengan mata rantai keilmuan yang bersambung melalui imam madzhab hingga Rasulullah Saw.

Alasan kedua, dengan kita mengikuti Imam al-Asy’ari atau imam al-Maturidi dalam bidang Aqidah, artinya kita mengikuti Aqidah yang diyakini dan diajarkan Rasulullah Saw. melalui pemahaman Imam al-Asy’ari atau imam al-Maturidi.

Para imam madzhab tidaklah membawa ajaran yang baru, ajaran yang mereka bawa adalah ajaran yang telah diajarkan oleh Rosulullah Saw. Para imam madzhab hanyalah merawat, memagari dan menjaga ajaran yang dibawa dan diajaran oleh Allah Swt. Serta menambahkan dalil-dalil aqli agar tidak ada celah bagi kelompok yang ingin merusak kemurnian aqidah yang telah diajarkan oleh Rosulullah saw.

 

Lantas muncul pertanyaan kedua

Kenapa bermadzhab dalam aqidah dan fiqih harus dibedakan?

Dalam bidang fiqih golongan aswaja mengikuti 4 madzhab (madzahib al-arbaah), sedang di Indonesia sendiri sebagian besar mengikuti madzhab Imam Syafii dalam fiqih. Kenapa dalam bidang aqidah tidak sekaligus mengikuti Imam Syafi’I misalnya?

Alasan pertama, para ulama menekuni disiplin ilmu tertentu dalam keislaman sesuai dengan tantangan yang ada pada masa beliau. Imam syafi’I misalnya, beliau adalah seorang pakar aqidah yang tahu betul akan seluk beluk ilmu tauhid. Sebelum Imam Syafi’i belajar ilmu fiqih, beluai telah mumpuni dalam bidang ilmu tauhid.

Alasan kedua, karena karya-karya yang terbukukan dari beliau.

karena tantangan yang ada pada zamannya menuntutnya untuk menekuni, mengajak dan mengarang kitab yang berkaitan dengan ilmu fiqih, maka karangan yang tekondifikasikan dari pemikiran beliau adalah yang berkaitan dengan ilmu fiqih dan ilmu ushul fiqih. Meskipun Imam Syafi’I juga memiliki beberapa karangan yang berkaitan dengan ilmu aqidah.

Begitupula Imam Al-Asy’ari, beliau adalah seorang pakar yang menguasai ilmu fiqih secara mendalam, juga berkaitan dengan ilmu yang lainnya. Karena tantangan pada masanya, maka karya-karya yang terbukukan dari pemikiran beliau banyak di bidang aqidah.

Oleh karenanya yang kita ikuti dan jutaan umat islam di dunia terkait dengan Imam Syafi’I adalah yang berkenaan di bidang fiqih, sedang yang berkaitan dengan imam Al-Asy’ari terkait bidang aqidah.

Sehingga para ulama’ banyak yang mengatakan bila dikatakan ahlussunnah wal jamaah, maka yang dimaksud adalah kelompok yang mengikuti Imam Al-Asy’ari dan Imam Al-Maturidi.

إِذَا أُطْلِقَ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِمْ الْأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ

“Jika disebutkan Ahlussunnah Wal jamaah, maka yang dimaksud adalah Asy’ariyah dan Al Maturidiyyah.”[1]

 

[1] Imam Murtadla az-Zabidi, Ithaf as-Sadah al-Muttaqin Bi Syarhi Ihya’ Ulum ad-Diin, II/6.