Siapakah Kelompok Aswaja di Masa Kini?
Oleh : Muhammad Ichlasul Amal
Bahrul Ulum - Dalam beberapa hadits nabi Muhammad disebutkan tentang kelompok yang selamat al-Firqah an-Najiyah) atau yang kemudian terkenal dengan istilah ahlu as-sunnah wal jamaah. Ada tiga Riwayat yang menjelaskan akan hal ini, riwayat pertama mengatakan bahwa kelompok yang selamat dan masuk surga adalah al-jamaah, sebagaimana hadits nabi Muhammad Saw.
إِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ، ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَهِىَ الْجَمَاعَةُ (رواه أبو داود ). [1]
Riwayat yang kedua menyatakan bahwa kelompok yang selamat adalah as-sawad al-a’dzham.
... كُلُّهُمْ فِيْ النَّارِ اِلَّا السَّوَادَ الْأَعْظَمِ. [2]
Sedang Riwayat ketiga menyatakan dengan lafadz ma ana alaihi wa ashabi.
... مَا أَنَا عَلَيْهِ وَ أصْحَابِيْ. [3]
Dari beberapa riwayat hadits ini, para ulama menyimpulkan bahwa kelompok yang selamat dan akan masuk ke surga serta yang dipastikan oleh Nabi Muhammad Saw. Sebagai orang-orang yang mengikuti jalan yang ditempuh oleh Nabi dan para sahabatnya memiliki beberapa ciri.
Ciri pertama adalah ma ana alaihi wa ashabi, yaitu mereka yang berpegang teguh pada Aqidah yang diyakini oleh Rasulullah Saw. dan para sahabatnya. Ciri kedua adalah al-jamaah dan as-sawad al-a’dzham. Dua riwayat ini saling menjelaskan satu sama lain, artinya mereka memiliki ciri selalu menjadi kelompok mayoritas dikalangan umat nabi Muhammad Saw. Pastilah mereka berjumlah paling banyak dibandingkan kelompok-kelompok yang lain.
Di masa kini banyak golongan yang mengaku sebagai golongan Ahlussunnah Wal Jamaah. Lantas siapakah yang termasuk golongan Aswaja? Kita mengikuti apa yang dikatakan para ulama kita sebelumnya, bahwa Ahlussunnah Wal Jamaah sejak abad ke-4 Hijriyah, merekah terkenal dengan istilah Asy’ariyah dan Al-Maturidiyyah. Mereka adalah kelompok yang mengikuti imam abu al-Hasan al-Asy’ari dan imam Abu Manshur al-Maturidi dalam bidang Aqidah. Sedang dalam fiqih mereka mengikuti salah satu dari 4 Madzhab dan mahdzab-madzhab lain yang mu’tabar. Mereka mengikuti madzhab Hanafi, madzhab Maliki, madzhab Syafi’I, dan madzhab Hanbali dalam bidang fiqhih.
Diantara kekhususan umat Nabi Muhammad adalah bahwa Allah menjaga umat ini bersepakat atas kesesatan. Allah melindungi umat Nabi Muhammad dari bersepakat atas keyakinan yang sesat dan menyimpang, sebagaimana hadits Nabi Muhammad.
اِنَّ الله لَا يَجْمَعُ اُمَّتِي عَلَى ضَلَالَةٍ (رواه الترمذى عن ابن عمر)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengumpulkan umatku atas kesesatan.”[4]
Dalam riwayat Ibnu Majah terdapat tambahan as-sawad al-a’dzham:
إِنَّ أُمَّتِي لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلَالَةٍ، فَإِذَا رَأَيْتُمُ اخْتِلَافًا فَعَلَيْكُمْ بِالسَّوَادِ الْأَعْظَمِ (رواه ابن ماجع)
“Sesungguhnya umatku tidak akan berkumpul atas kesesatan, maka jika kalian menyaksikan perbedaan dikalangan ini, maka hendakaklah kalian menetapi (ajaran yang diyakini dan diamalkan) oleh mayoritas umat islam.”[5]
Sejak kemunculan Imam Asy’ari (260-330 H/ 873-947 M) dan Imam Al-Maturidi (W : 333H) hingga sekarang, mayoritas umat islam didunia secara aqidah mengikuti mereka berdua. (menit 9:30) Dalam hadits mauquf riwayat Abu mas’ud al-badri yang dinilai hasan oleh Ibnu Hajar al-Asqolani dikatakan:
وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ الله لَا يَجْمَعُ أُمَّة مُحَمَّدٍ عَلَى ضَلَالَةٍ
“Hendaklah kalian berpegang teguh dengan Aqidah mayoritas umat islam, karena sesungguhnya Allah Swt tidak akan mengumpulkan umat ini atas kesesatan.”[6]
Jika terdapat silang pendapat antara umat islam antara satu kelompok dengan yang lain, maka kita meyakini Aqidah yang diikuti oleh mayoritas umat islam. (11:49) Dalam hadits mauquf hasan lain dari Abdullah bin Mas’ud radiyallahu anhu dikatakan:
مَا رَآهُ الْمُؤْمِنُونَ حَسَنًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ حَسَنٌ، وَمَا رَآهُ الْمُسْلِمُونَ قَبِيحًا فَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ قَبِيحٌ
“Apa yang dinilai baik oleh mayoritas umat Islam, maka itu dinilai baik oleh Allah. Sedang apa yang dinilai buruk oleh mayoritas umat Islam, maka itu dinilai buruk oleh Allah.”[7]
Di era sekarang golongan aswaja adalah mereka yang mengikuti Imam Asy’ari dan Imam Al-Maturidi dalam bidang Aqidah, sebagaimana keterangan Imam Murtadla az-Zabidi:
إِذَا أُطْلِقَ أَهْلُ السُّنَّةِ وَالْجَمَاعَةِ فَالْمُرَادُ بِهِمْ الْأَشَاعِرَةُ وَالْمَاتُرِيْدِيَّةُ
“Jika disebutkan Ahlussunnah Wal jamaah, maka yang dimaksud adalah Asy’ariyah dan Al Maturidiyyah.”[8]
Wallahu A’lam
[1] Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak At-Tirmidzi, Sunan At-Turmudzi, (Mesir : Syirkah Maktabah Wa Matbaah Musthafa al-Babi al-Halabi, 1975). IV/465.
[2] Ibid.
وعن أبي أمامة عند ابن أبي شيبة 15/ 307 - 308، والحارث بن أبي أسامة (706 - زوائده) وابن أبي عاصم في "السنة" (68)، ومحمد بن نصر المروزي في "السنة" (55)، والطبراني في "الكبير" (8035) و (8051 - 8054)، واللالكائي في "شرح أصول الاعتقاد" (151) و (152)، والبيهقي 8/ 188. وإسناده حسن في الشواهد. وزاد: "كلها في النار إلا السواد الأعظم"
[3] Ibid
وعن عد الله بن عمرو بن العاص عند الترمذي (2832). وإسناده ضعيف. وزاد فيه كذلك: "كلهم في النار إلا ملة واحدة" قيل: من هم يا رسول الله؟ قال: "ما أنا عليه وأصحابي"
[4] Abdurrahman Bin Abi bakr Jalaluddin as-Suyuti, Jami’ al-Ahadits, (Kairo : Diyar al-Misriyah, 2010), XXXVII/10.
[5] Abū ʻAbdillāh Muḥammad ibn Yazīd ibn Mājah al- Rabʻī al-Qazwīnī, Sunan Ibnu Majah, (Kairo : Dar Ihya al-Kutub al-Arabi, 2010), II/1303.
[6] Jalaluddin as-Suyuti, Jam’u al-Jawami’ al-Ma’rufu Bi al-Jami’ al-Kabir, (Kairo : Al-Azhar as-Syarif, 2005), XXI/400.
[7] Mālik ibn Anas bin Malik bin 'Āmr al-Asbahi, Muwatta’ Malik Biriwayati Muhammad Bin al-Hasan al-Syaibani, (Maktabah al-Ilmiyah, 2010), 91.
[8] Imam Murtadla az-Zabidi, Ithaf as-Sadah al-Muttaqin Bi Syarhi Ihya’ Ulum ad-Diin, II/6.