Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Aswaja

Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah?

Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah?
Siapakah Ahlussunnah Wal Jamaah?

Oleh : Muhammad Ichlasul Amal

pondokindukbahrululum.com - Dalam istilah masyarakat Indonesia, aswaja adalah singkatan dari Ahlussunnah Wal Jamaah. Istilah ini terbentuk dari 3 kata, yaitu Ahlun (اهل), as-Sunnah (السنة), dan al-Jamaah (الجماعة).

Kata ahl sendiri memiliki beberapa arti, yakni: Keluarga, pengikut dan penduduk.[1]

Kata as-Sunnah bermakna jalan, cara ataupun perilaku. Sunnah juga bermakna at-thariqah walau ghairu mardhiyah (perilaku walau tidak diridhai).[2] Apabila diucapkan dalam pengertian syariat, as-sunnah berarti perintah atau larangan dari Nabi baik berupa perkataan ataupun perbuatan dan tidak disebutkan dalam al-Quran.[3]

Kata al-jamaah berasal dari kata al-jam’u yang artinya mengumpulkan sesuatu. al-jama’ah juga bisa berarti orang-orang yang memelihara kebersamaan dan kolektivitas dalam satu tujuan.[4]

Ahlussunnah wal jamaah adalah mayoritas umat nabi Muhammad Saw. Mereka adalah para sahabat nabi dan orang yang mengikuti keyakinan mereka dalam pokok-pokok aqidah.[5] Sedangkan pokok-pokok aqidah adalah enam hal yang dijelaskan oleh malaikat Jibril dalam hadits nabi Muhammad SAW.

أَنْ تُؤْمِنُ بِاللهِ وَمَلَآئِكَتِهِ، وكُتُبِهِ، و رُسُلِهِ، و الْيَوْمِ الْآخِرِ، و تُؤْمِنُ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَ شَرِّهِ.

“(Iman itu adalah) Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir serta engkau beriman kepada takdir baik dan buruk.”[6]

Jadi kalo ditanya siapa generasi terbaik Ahlussunnah wal jamaah?

Maka, sebaik-baik generasi Aswaja secara global adalah umat yang hidup di tiga abad pertama hijriyah setelah masa kenabian. Hal ini sebagaimana yang terdapat dalam hadits Nabi SAW.

خَيْرُ الْقُرُوْنِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ.

“Sebaik-baik generasi secara umum adalah generasi yang hidup dalam abadku, kemudian orang-orang yang hidup setelah mereka, kemudian orang-orang yang hidup setelah mereka.”[7]

Al-Qorn dalam hadits ini yang dimaksud adalah satu abad atau 100 tahun sebagaimana pendapat yang diunggulkan oleh Al-Hafidz Abu al-Qosim Ibn al-A’saqir dan ulama lainnya.

Aswaja juga golongan yang dimaksud dalam hadits riwayat imam at-Tirmidzi.

أُوْصِيْكُمْ بِاَصْحَابِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ.

“Saya berwasiat kepada kalian untuk mengikuti jalan yang ditempuh oleh para sahabatku, kemudian generasi setelah sahabatku dan generasi setelahnya.”[8]

Dalam hadits ini juga terdapat sabda nabi Muhammad SAW yang berbunyi

عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةَ، فَاِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ الْاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ، فَمَنْ أَرَادَ بُحْبُوْحَةَ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزَمِ الْجَمَاعَة

“Hendaklah kalian menetapi al-Jamaah dan jauhilah perpecahan dan janganlah kalian menyempal dari al-Jamaah. Karena setan itu bersama satu orang, dan dia dari dua orang itu pasti lebih jauh. Barang siapa yang menginginkan tempat lapang di surga, maka hendaklah dia bergabung dengan al-Jamaah dan jangan menyempal darinya.”

Hadits ini di shahihkan oleh imam al-Hakim dan imam at-Timidzi mengatakan bahwa derajat hadits ini adalah hasan shahih.[9]

Dalam hadits Nabi Muhammad yang lain dikatakan:

‌إِنَّ ‌هَذِهِ ‌الْمِلَّةَ ‌سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ، ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِى النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِى الْجَنَّةِ وَهِىَ الْجَمَاعَةُ (رواه أبو داود ).

“Sesunggunhnya umat ini (umat nabi Muhammad) akan terpecah belah menjadi 73 )golongan(. (Adapun) 72 )golongan diantara 73 golongan) akan masuk kedalam neraka dan satu golongan akan masuk surga, yakni al-jamaah.”[10]

Sebagian diantara golongan tersebut akan kekal didalam neraka disebabkan aqidah mereka bertentangan dengan al-qur’an dan hadits dan sampai pada kekufuran. Sebagian lagi masuk kedalam neraka untuk sementara waktu tetapi kemudian dikeluarkan dari neraka dan dimasukkan kedalam surga sebab aqidah mereka yang mereka Yakini sesat, namun tidak sampai menjadikan mereka terjerumus dalam kekufuran.

Satu diantara 73 golongan yang masuk surga adalah al-jamaah, karena aqidah yang diikuti adalah aqidah yang benar dan sesuai denga aqidah yang disepakati para sahabat, generasi setelah sahabat, dan generasi setelahnya.

 

Apa Itu Golongan Al-Jamaah?

Dalam redaksi hadits di atas dari jalur yang lain disebutkan

... كُلُّهُمْ فِيْ النَّارِ اِلَّا السَّوَادَ الْأَعْظَمِ

“Semuanya (73 golongan tersebut) akan masuk ke dalam neraka kecuali al-sawad al-a’dzam (golongan mayoritas)”[11]

Redaksi hadits ini sekaligus menjelakan makna kata al-jamaah pada dua hadits sebelumnya. Para ulama’ menjelaskan bahwa tiga hadits ini saling menjelaskan satu sama lain. Jadi al-jamaah pada dua hadits sebelumnya berarti kelompok mayoritas (al-sawad al-a’dzam). Lantas siapakah yang yang termasuk al-sawad al-a’dzam?

Maka al-sawad al-a’dzam (kelompok mayoritas) adalah golongan Ahlussunnah wal jamaah. Siapa golongan aswaja? Yaitu kelompok yang mengikuti Rosulullah SAW. Dan para sahabatnya dalam pokok-pokok aqidah, yakni enam hal yang mendasar yang berkaitan dengan keimanan dan wajib kita Imani.

Dalam redaksi Riwayat lain hadits mengenai 73 golongan tadi disebutkan bahwa golongan yang selamat adalah:

مَا أَنَا عَلَيْهِ وَ أصْحَابِيْ

“Orang-orang yang mengikuti ajaranku dan ajaran para sahabatku”[12]

Dari sini dapat dipahami bahwa golongan aswaja adalah golongan yang selamat. Golongan ini adalah kelompok yang menjadi mayoritas umat nabi Muhammad SAW. Jadi bila dibandingkan antara 72 golongan dengan satu golongan aswaja, maka pengikut aswaja lebih banyak dibandingkan seluruh pengikut 72 golongan selain aswaja. Kelompok ini juga keompok yang mengikuti apa yang ditempuh oleh Rasulullah Muhammad SAW. dan para sahabatnya dalam pokok-pokok keimanan.

Jadi Ahlussunnah Waljamaah adalah orang-orang yang selalu berpedoman ppada sunnah Nabi Muhammad ﷺ dan jalan para sahabatnya dalam masalah akidah keagamaan, amal-amal lahiriyah serta hati.[13]

 

Wallahu ‘allam.

 

 

[1] Sa’di Abu Jaib, al-Qamus al-Fiqhih Lughatan Wa istilahan, 29.

[2] M. Hasyim Asy’ari, Risalah Ahlussunnah Wal jamaah, (Jombang : Maktabah al-Turats al-islam, 1418), 5.

[3] Ibnu al-Mandhur, Lisanul ‘arab, (Beirut : Dar el-Fikr, tt.), XIII/225-226.

[4] Ibid, 54.

[5] Syaikh Abdullah al-Harary (1328-1429 H / 1910-2008 M), Idzhar al-A’qidah al-Sunniyah bi-Syarh al-A’qidah al-Thahawiyyah, 06.

[6] Imam Abd al-Husain Muslīm ibn al-Hajjāj ibn Muslim ibn Qusyairī an-Naisyabūrī, Shahih Muslim, (Kairo : Matbaah Isa al-Babi al-Halabi Wa al-Syarikah, 1955), I/36.

[7] Imad ad-Din Abu al-Fida Ismail Ibn Amar Ibn Katsir Ibn Zara' al-Bushra al-Damasyqi, Jami al-Masanid Wa al-Sunan, (Bairut : Dar Khudri li al-Tabaati Wa al-Nasyri Wa al-Tauzii, 1998), II/186.

[8] Muhammad bin Isa bin Saurah bin Musa bin Ad-Dahhak At-Tirmidzi, Sunan At-Turmudzi, (Mesir : Syirkah Maktabah Wa Matbaah Musthafa al-Babi al-Halabi, 1975). IV/465.

[9] Ibid.

[10] Abu Dawud Sulaiman Sulaiman bin al-Asy'aṡ al-Azdi As-Sijistani, Sunan Abu Dawud, (Kairo : Dar al-Risalah al-Alamiyah, 2009), VII/6.

[11] Ibid.

وعن أبي أمامة عند ابن أبي شيبة 15/ 307 - 308، والحارث بن أبي أسامة (706 - زوائده) وابن أبي عاصم في "السنة" (68)، ومحمد بن نصر المروزي في "السنة" (55)، والطبراني في "الكبير" (8035) و (8051 - 8054)، واللالكائي في "شرح أصول الاعتقاد" (151) و (152)، والبيهقي 8/ 188. وإسناده حسن في الشواهد. وزاد: "كلها في النار ‌إلا ‌السواد ‌الأعظم"

[12] Ibid

وعن عد الله بن عمرو بن العاص عند الترمذي (2832). وإسناده ضعيف. وزاد فيه كذلك: "كلهم في النار إلا ملة واحدة" قيل: من هم يا رسول الله؟ قال: "‌ما ‌أنا ‌عليه ‌وأصحابي"

[13] Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, Khazanah Aswaja, (Surabaya : Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, 2016), 10.