KH Salman Alfarisi: “Istiqomah mengaji itu lebih bagus dari pada keistimewahan-keistimewahan yang lain.”
BAHRULULUM.ID- Pondok Pesantren Bahrul Ulum Induk memiliki banyak sekali pengajian rutin. Selain pengajian madrasah diniyyah, Para santri juga dapat mengikuti pengajian rutin yang diampuh oleh para Kiai Bahrul Ulum. Di antara kitab yang di kaji oleh parah pengasuh adalah Fathul Qorib, Syarah Ibnu ‘Aqil, Tafsir Munir, Fathul Mu’in, Shohih Muslim dan banyak kitab lainnya.
KH Salman Alfarisi yang sekaligus pengasuh Pondok Pesantren An-Najiyah 2 Bahrul Ulum merupakan salah satu Kiai yang mengampuh rutinan pengajian di Masjid Jami’ Bahrul Ulum Tambakberas. Kitab yang dikajinya adalah Maroh al-Labid fi Tafsir al-Qur’an al-Majid atau yang lebih dikenal dengan Tafsir Munir karangan dari Imam Muhammad bin ‘Umar an-Nawawi al-Bantani.
Pengajian kitab ini merupakan rutinan yang telah sangat lama di tekuni oleh Kiai Salman atas perintah dari Kiai Amanullah dan Kiai Sholeh. Bahkan terhitung telah berjalan selama 24 tahun.
“Pengajian ini telah lama sejak tahun 2000-an, sampai sekarang 2024 berarti terhitung sudah hampir 24 taahun. Alhamdulillah saya masih bisa menjalankan amanah yang diberikan oleh Abah Kiai Amanullah dan Kiai Sholeh kepada saya untuk mengaji kitab Tafsir di jerambah Masjid.” Tutur Abah Salman.
Dalam sambutannya ketika tasyakkuran atas khatamnya Tafsir Munir juz 1 yang di adakan pada Senin (29/07) di kediaman Kiai Salman tersebut, Abah Salman menjelaskan bahwa hal terpenting dan juga bentuk pengabdian seorang santri kepada Kiainya adalah dengan istiqomah mengaji.
“Tapi yang paling penting adalah bagaimana kita meneruskan pengabdian kita kepada para masyayikh. Dengan adanya keistiqomahan ini, kalian harus istiqomah ngaji, ojo jarang-jarang ngaji.”
Kiai Salman juga mengutip ayat mengenai keistemawan dari istiqomah dalam al-Qur’an, yakni dalam surat Fushshilat ayat 29,
اِنَّ الَّذِيْنَ قَالُوْا رَبُّنَا اللّٰهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوْا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَلَّا تَخَافُوْا وَلَا تَحْزَنُوْا وَاَبْشِرُوْا بِالْجَنَّةِ الَّتِيْ كُنْتُمْ تُوْعَدُوْنَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata, “Tuhan kami adalah Allah,” kemudian istiqomah (dalam pendiriannya), akan berbondong-bondong turun para malaikat kepada mereka (seraya berkata), “Janganlah kamu takut dan bersedih hati serta bergembiralah dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.”
Beliau juga memotivasi para santri mengenai puncak keistimewahan dan karomah tertinggi seseorang. Dimana hal ini bukan terkait kemampuan berjalan di atas air atau kesaktian yang lain, tetapi yang paling bagus adalah keistiqomahan seseorang untuk demetapi agama islam dan belajar mengenai islam,
“Karomah yang paling tinggi itu bukan bisa berjalan di atas air, bukan itu karomah yang tinggi. Yang paling tinggi itu istiqomah dalam keadaan islam itu loh.” Jelasnya.
Terakhir Kiai Salman menambahkan, bahwa keistiqomahan dalam beragama islam harus dibarengi dengan belajar dan mengkaji agama islam itu sendiri. Sehingga keistiqomahan tertinggi yakni istiqomah dalam keadaan islam juga mencakup pada keistiqomahan dalam mengaji lebih dalam terkait ajaran islam itu sendiri.
“Istiqomah mengaji itu lebih bagus dari pada keistimewahan-keistimewahan yang lain.” Tutupnya.
Oleh: Abdullah Machbub al-Kahfi