Kiai Dzul Hilmi: Kiai Nashir Sosok yang Sederhana
Imam besar masjid Sunan Ampel Surabaya KH Ahmad Dzul Hilmi al-Ghozali mengungkapkan pengalamanya ketika sekamar bersama Kiai Abdul Nashir saat menuntut ilmu di Makkah.
“Beliau adalah orang yang sederhana dan tekun dalam thalabul ilmi (menunutut ilmu) serta prihatin dalam menuntut ilmu,” kata Kiai ahli ilmu qiro’ah tersebut mengawali kesaksiannya.
“Saya dan Kiai Nashir satu kamar yang mana kamar tersebut bekas dari kamar mandi yang hanya berukuran 2.5 meter kali 2 meter,” ujar Kiai Dzul Hilmi.
Ia menjelaskan beberapa saat kemudian Kiai Nashir mengajaknya untuk merehap kamar tersebut dengan biaya seadanya.
Lebih lanjut, teman karib Kiai nashir bercerita bahwa pada saat itu dalam perjuangan pengembaraan ilmu ke Makkah Kiai Nashir hanya dengan berbekal tekat yang kuat, sebab berangkat ke Makkah menggunakan visa umroh bukan visa belajar.
“Kesederhanaan Kiai Abdul Nashir itu bisa dilihat keseharianya karena saya tahu sendiri, beliau di makkah itu hanya berbekal tekad untuk belajar di makkah,” Ucapnya sebagai kesaksian saat menghadiri peringatan tahlil hari ketiga Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Almarhum KH Abdul Nashir Fattah yang digelar pada Selasa (30/08/2022).
Kiai Abdul Nashir selalu belajar meskipun tempat gurunya Syaikh Ismail Al Yamani yang berada di Mismala jauh dari tempat tinggalnya, ini Ia lakukan dengan berjalan kaki dan dijalani dengan gigih dan tekun.
Sewaktu di makkah, Kiai Abdul Nashir jarang keluar rumah karena selalu berada dikamar untuk muthalaah (belajar) kitab dan memberi catatan catatan di kitabnya.
Ada kebiasaan unik Kiai Abdul Nashir sewaktu di Makkah, yaitu selalu merokok ketika muthalaah untuk memfokuskan fikiran.
“Kalau ndak ngerokok ndak bisa berfikir,” tegas Kiai yang pernah menjabat sebagai Rois Syuriah Kota Surabaya periode 2010 – 2015 di kediaman Almarhum KH Abdul Nashir Fattah.
Banyak yang tidak tau sewaktu Kiai Abdul Nashir belajar di Makkah tidak mendapat kiriman dari rumah karena tidak bertempat di Jami’ah (Perkuliahan) yang mendapat mukafaah (tunjangan bulanan pelajar), namun Ia adalah mukimin yang mengaji kepada para masyayikh. Meski begitu ia tak mau merepotkan keluarga yang ada dirumah, sampai sampai rela bekerja menjadi kuli angkat kasur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kehidupan KH Ahmad Dzul HilmiAl-Ghozali dan KH Abdul Nashir sangat prihatin, bahkan pernah menempati tempat bekas kandang kambing yang berada diatas gunung selama 7 bulan untuk menghemat biaya hidup.
Sesuatu yang paling penting diketahui dari sosok Kiai Abdul Nashir adalah kesederhanaanya “Beliau adalah sosok sederhana yang betul-betul tekun di dalam thalabul ilmi (mencari ilmu),” Pungkasnya.
Penulis : Ilham Ulla Aghna
Editor : Muhammad Ichlasul Amal.