Home Berita Batsul Masail Kisah Inspiratif Sejarah Ruang Santri Tanya Jawab Tokoh Aswaja Dunia Islam Khutbah Amalan & Doa Ubudiyah Sambutan Pengasuh Makna Lambang Sejarah Pesantren Visi & Misi Pengasuh Struktur Jadwal Kegiatan Mars Bahrul Ulum Denah Opini Pendaftaran Santri Baru Brosur Biaya Pendaftaran Pengumuman Statistik Santri Foto Video Kontak Ketentuan Pembayaran
Berita

Shaikh Sholahuddin Fakhri dari Lebanon Jelaskan Syarat Meraih Kesuksesan

Shaikh Sholahuddin Fakhri dari Lebanon Jelaskan Syarat Meraih Kesuksesan
Shaikh Sholahuddin Fakhri dari Lebanon Jelaskan Syarat Meraih Kesuksesan

Bahrul Ulum – “Syarat meraih kesuksesan daripada kalian semua adalah taqwa kepada Allah SWT.” Ucap Shaikh Sholahuddin Fakhri Al-Hasani Al-Bairuti ketika memberikan muhadharah a’mmiyah kepada seluruh santri di Masjid Jami Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang pada Jumat (10/02/2023) malam.

Tak sendirian, acara muhadharah a’mmiyah tersebut juga dihadiri oleh Shaikh Dr. Yusuf Muhammad Idris Al-Hasani Al-Husaini, Pimpinan Umum Yayasan Al-Azhar Lebanon, Shaikh Malik Khalid Judaida, Pimpinan Kantor Darul Fatwa Republik Lebanon dan Ketua Persatuaan Ulama Lebanon dan Shaikh Muhammad Balhaji.

Turut hadir juga Ketua Majlis Pengasuh PPBU, KH Moh. Hasib Wahab, Ketua Yayasan PPBU, Dr. KH. M. Wafiyul Ahdi, S.H. M.Pd.I dan masyayikh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Lainnya.

Pimpinan Kantor Darul Fatwa Republik Lebanon itu menjelaskan bahwa syarat kesuksesan adalah taqwa kepada Allah SWT. Barang siapa yang bertaqwa kepada Allah.  Allah akan memberikan ilmu kepada seseorang, namun dengan syarat harus bertaqwa. Dengan ilmu inilah seseorang bisa meraih kesuksesan.

Ketika Nabi Muhammad menjalani mi’raj, Nabi mendapati orang yang menggantungka diri di tiang arsy. Nabi pun bertanya kepada Jibril siapakah oreng tersebut.? Maka Jibril pun menjawab bahwa orang tersebut adalah orang yang meninggal dunia dan lisannya selalu berdzikir kepada Allah SWT.

Kemudian Shaikh menjelaskan bahwa hanya orang-orang yang bertaqwa maka Allah akan memberikannya suatu solusi dan jalan keluar bagi orang-orang yang bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan larangannya, maka Allah akan memberikannya solusi dan jalan keluar atas semua masalah yang dihadapinya. Allah juga akan memberikan rezeki dari jalan yang sama sekali tidak ia duga-duga. Sebagaimana firman Allah SWT:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ

Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga.[1]

Maka syarat dari terbukanya pintu rizqi, terbukanya ilmu dan terbukanya anugerah-anugerah dari Allah SWT, syarat utamanya adalah harus bertaqwa kepada Allah SWT.

Dalam sebuah syair dikatakan:

لَا نَسْتَعِيْدُ عَنِ الشَّرِيْعَةِ مَنْ هَذَا # وَبَعَدْتُ فِكْرَةُ مُشْتَغِلٍّ مِلْحُدِ

بِكُلِّ يَوْمٍ فِكْرَةٌ وَاحِدَةٌ # تَغْزُو الْحِمَامِ انْتَزِر مُسْتَوْرِدِيْ

يُغْرِيْ بِهَا الْبُسَطَاءَ أَبْنَائِنَا # بِالْمُوْبِقَاتِ وَبِالْحِسَادِ حُرَّتِيْ

يَاأيُّهَا الدُّنْيَا أَصِيْخِيْ وَاشْهَدِيْ # إِنَّا بِغَيْرِ مَحَمَّدٍ لَا نَقْتَدِيْ

Maknanya: barang siapa berpegang teguh dengan aqidah yang benar (aqidah aswaja) dan tidak meninggalkan syariat Nabi Muhammad SAW. Maka Allah akan memberikan jaminan atas kesuksesan baginya.

Dari penjelasan KH Salman Al-Farisi yang menjadi penerjemah dalam muhadharah tersebut, Shaikh mengingatkan bahwa tujuan keberadaan para santri di ponndok pesantren adalah agar diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Dan ditinggikan maqamnya (kedudukannya) dihadapan Allah SWT. Karena sesungguhnya orang yang bisa mengambil pelajaran adalah orang yang memiliki ilmu dan akal yang sempurna.

“Kalian berada di Pondok Pesantren ini ingin ditinggikan maqom kalian dihadapan Allah SWT.”

Hal ini selaras dengan firman Allah SWT.

أَمَّنْ هُوَ قَٰنِتٌ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ سَاجِدًا وَقَآئِمًا يَحْذَرُ ٱلْءَاخِرَةَ وَيَرْجُوا رَحْمَةَ رَبِّهِۦ  قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُوا ٱلْأَلْبَٰبِ

(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.[2]

Dalam hadits nabi Muhammad disebutkan bahwa para malaikat akan meletakkan sayap-sayapnya kepada setiap pencari ilmu yang bersungguh-sungguh ikhlas mencari ilmu dengan benar untuk mendapatkan keridhaan dari Allah SWT.

[عن معاوية بن حيدة القشيري:] إِنَّ الْمَلَائِكَةَ لَتَضَعُ أَجْنِحَتَهَا لِطَالِبِ الْعِلْمِ رِضًى بِمَا يَصْنَعُ.[3]

“Sesungguhnya para malaikat meletakkan sayap-sayapnya kepada setiap pencari ilmu sebagai tanda keridhaan terhadap apa yang mereka perbuat”

“Barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) akhirat, maka hendaknya dengan ilmu. Dan barangsiapa yang menginginkan (kebahagiaan) dunia akhirat, maka hendaknya dengan ilmu,”[4] ucap Shaikh.

Shaikh kemudian mengingatkan bahwa para santri adalah masa depan dari bangsa Indonesia dan para santri adalah masa depan dari umat Nabi Muhammad SAW.

فَكَمَا ذَكَرَ الشَّيْخُ حَسِيْب عَبْدُ الْوَهَّاب, اَنْتُمْ مُسْتَقْبَلُ هَذَا الأُمَّةِ

“Sebagaimana yang telah diucapkan KH Hasib Abdul Wahab (sebelumnya), Kalian semua adalah masa depan umat ini (umat Nabi Muhammad)”

 

Dengan rasa tawadlu’nya Shaikh menyampaikan bahwa beliau dan rombongannya hadir bukan untuk memberikan sesuatu pada hadirin semua, namun karena ingin mengambil pelajaran dari semuanya.

 

Penulis : Muhammad Ichlasul Amal

 

 

[1] Al-Qur’an 65:2-3

[2] Al-Qur’an 39:9

[3] ابن عساكر (ت ٥٧١)، معجم الشيوخ ١‏/١٩١  •  لم نكتبه من حديث بهز إلا بهذا الإسناد

[4] Manaqib Asy-Syafi’I, 2/139